Kamis, 14 Juni 2012

BEREBUT BAITUL MAQDIS


MENGAPA ISLAM, NASRANI DAN YAHUDI SALING MEMPEREBUTKAN BAITUL MAQDIS?

A.      Dari Ur Khasdim ke Kan’an (Tanah yang Dijanjikan)
Tiga penganut agama dunia yang tak henti-hentinya terlibat dalam konflik perebutan Baitul Maqdis adalah: Yahudi, Kristen, dan Islam yang semuanya mengaku dan mengklaim diri sebagai keturunan, penerus, dan ahli waris ajaran dan tradisi Ibrahim. Apapun klaim yang mengemuka, yang pasti sejarah tanah suci ini adalah sejarah peperangan, sejarah perebutan tanah, yang dimulai Nabi Ibrahim. Ibraham tidak hanya menjadi bapak para leluhur Israel tetapi juga bapak leluhur Arab.
Bermula dari kurun waktu sekitar 4000 tahun yang lalu ketika di kota Ur, tanah Khaldea, hidup Terah beserta keluarganya yang menyembah matahari dan berhala. Ketika berusia 70 tahun, Terah mempunyai tiga orang putra, yaitu Nahar, Ibrahim, dan Harran. Kota Ur, disebut juga Ur Khasdim merupakan salah satu kota terpenting di negeri Mesopotamia. Secara umum negeri Mesopotamia dikenal sebagai negeri yang subur dengan dua sungai besar Eufrat dan Tigris yang mengapit daerah tersebut.
Ibrahim, salah seorang putra Terah, lahir pada tahun 2018 SM[1]. Meskipun dibesarkan dalam sebuah keluarga pagan (penyembah berhala), Ibrahim tampil dengan revolusi pemikiran dengan melakukan protes terhadap tradisi masyarakat yang telah mapan. Ia menolak tradisi keagamaan pagan di Ur Kasdim. Menurut Ibrahim, menyembah berhala adalah sebuah kesesatan nyata.
Kemudian selang beberapa lama, Ibrahim dan istrinya meninggalkan keluarga dan kampung halamannya di daerah Ur, Mesopotamia, untuk melaksanakan panggilan Tuhan pergi ke tanah yang dijanjikan. Peristiwa itu terjadi pada awal millennium kedua SM, selama Zaman Perunggu Akhir. Ketika Allah memanggil Ibrahim, Ia menjanjikannya antara lain sebuah tanah. Mereka berjalan menuju tanah Kan’an. Inilah yang kemudian disebut dengan Tanah Terjanji.[2]
Wilayah yang selalu diperebutkan dari masa ke masa itulah yang sering disebut sebagai “Tanah Terjanji” atau “Tanah Yang Dijanjikan”; yang dijanjikan oleh Yahweh kepada Ibrahim ketika dipanggil untuk meninggalkan kampung halamannya di Ur Kasdim, Mesopotamia, Khaldea−sekarang Irak bagian selatan. Karena itu, Ibrahim juga disebut juga orang “Ibrani” yang artinya “menyeberang”  karena ia menyebrangi sungai Eufrat dari Ur wilayah Khaldea.
Anak keturunan Ibrahim secara tidak terencana telah membangun sebuah daerah pemukiman yang membentang didataran tinggi Kan’an, mulai dari selatan hingga utara. Mereka mengembangkan pola kehidupan masyarakat suku, sehingga sumber ekonomi menjadi milik bersama. Secara umum, mata pencaharian mereka adalah bertani gandum dan beternak kambing. Hal ini berlangsung sekian lama, sampai suatu ketika terjadilah musim paceklik pangan di pelbagai daerah sehingga mereka memilih pindah ke negeri Mesir. Para ahli bersepakat bahwa di dataran tinggi Kan’an inilah bangsa Israel dilahirkan.[3]
B.       Kota Yerussalem
Wilayah palestina terkenal dengan kota Yerussalem sebagai kota suci, sebagai tempat yang diklaim oleh umat Yahudi, Nasrani, dan Islam sebagai kota suci agama mereka dan selalu menjadi ajang perebutan kekuasaan.
Yerussalem berarti negeri nan damai, tenteram, dan sejahtera. Dalam bahasa Arab dikenal dengan “Baitul Maqdis”. Kota itu merupakan tempat bertemunya tiga agama: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kaum Kan’an menamakan Yerussalem dengan Ursalam.[4]
Nama Yerussalem berasal dari dua buah suku kata, yaitu Jebus dan Salem. Jebus adalah nama sebuah suku penduduk negeri itu, dan Salem adalah sebutan untuk Tuhan Yang Maha Tinggi. Kota Jebus ini pada tahun 997 SM diduduki oleh Raja Daud, Raja dari Bani Israil. Raja Daud menetap di Yerussalem, sehingga orang menamai Yerussalem sebagai kota Daud. Kerajaan Daud bertahan cukup lama di di Yerussalem sekitar 33 tahun. Sebelum menduduki Yerussalem Raja Daud telah menjadi Raja Hebron selama 7 tahun. Pada masa pemerintahan Raja Daud banyak menghasilkan kemajuan bagi negerinya dan beliau memerintah dengan adil dan bijaksana.[5]
Setelah Raja Daud wafat, kerajaan diwariskan kepada puteranya yang bernama Sulaiman dan berlanjut sampai kepada dua cucunya yang bernama Rehabeam dan Yerobeam. Rehabeam mendapat bagian daerah pusat kerajaan dengan ibu kotanya di Quds (Yerussalem), serta memerintah keturunan Yehuda dan Benyamin. Adapun Yerobeam mendapat bagian dikawasan bagian tengah dan utara Palestina dengan ibukota kerajaan di Shikem, serta memerintah keturunan Bani Israel.
Adapun perpecahan kerajaan Israel tersebut ditimbulkan karena adanya sengketa antara keluarga bangsawan, yang masing-masing ingin memegang pemerintahan, serta adanya perbedaan pendapat dan pandangan yang tidak dapat dipadukan. Oleh karena itu, dua kerajaan tersebut saling berperang dan sulit diredakan, bahkan sering melibatkan pihak dari luar kerajaan. Akibat dari perselisihan kedua kerajaan tersebut sering merupakan sumber dari segala persengketaan, ketegangan, dan kerusuhan di kawasan Palestina dan negara-negara sekitarnya, sehingga Negara Mesir, suriah, dan Yordan bagian timur ikut terlibat perang.[6]
C.     Munculnya Tiga Agama Monoteis (Ibrahimi)
Nabi Ibrahim memiliki dua istri yang bernama Sarah dan Hajar. Melalui Sara lahirlah Ishak, sedangkan melalui Hajar lahirlah Ismail. Ishak kelak menurunkan nabi-nabi berbangsa Israel, seperti Ya’kub, Yusuf, Yunus, Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, dan Isa. Di antara nabi dan rasul lain dari keturunan Ibrahim adalah Ayub dan Zulkifli. Kedua nabi ini adalah anak al-ish bin ishak bin Ibrahim, tetapi bukan bangsa Israel. Para nabi dan rasul keturunan Ibrahim hidup sekaligus mendakwahkan agama Ibrahim dikawasan Bulan Sabit Subur. Sementara dari Ismail, lahirlah bangsa Arab yang mendiami Jazirah Arab. Melalui Ismail inilah terlahir Nabi Muhammad, nabi serta rasul terakhir setelah kenabian Isa.
Kedua anak Ibrahim pun mengemban amanat untuk menjaga tempat suci agama Allah. Nabi Ishak, melalui keturunannya, menjaga Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsha di tanah suci Yerussalem, Palestina. Sementara Ismail dan keturunannya menjaga Ka’bah di Makkah, semenanjung Arab. Pada prinsipnya, mereka semua menjadi para pendakwah agama tauhid Allah dihamparan muka bumi. Mereka berkata bahwa Allah-lah Tuhan semesta alam. Keimanan ini terus diajarkan dalam taurat Nabi Musa, Zabur Nabi Daud, Injil Nabi Isa, dan AlQur’an Nabi Muhammad.
Seiring berjalannya waktu, keberadaan kota Yerussalem menjadi penanda lahirnya agama semit, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam−meskipun sebenarnya Islam muncul di jazirah arab−. Kehadiran tiga agama di Yerussalem ini juga mengalami masa-masa sulit, mereka harus menghadapi pasukan-pasukan musuh yang dalam sudut pandang mereka adalah orang-orang yang telah merampas tanahnya.
a)   Agama Yahudi
Di dalam skripsinya Achmad Luthfi mengutip bukunya Karen Amstrong menjelaskan, bahwa mereka−orang-orang Israel− berasal dari Mesopotamia. Mereka pernah menetap beberapa lama di bumi Kan’an. Akan tetapi, pada tahun 1750 SM mereka berimigrasi ke Mesir karena dilanda paceklik. Pada awalnya mereka hidup sejahtera dan makmur disana, namun kondisi ini tidak berlangsung lama, situasi mereka merosot tajam dan mereka menjadi budak. Akhirnya pada sekitar tahun 1250 SM mereka berhijrah dari Mesir dibawah pimpinan Nabi Musa−yang kemudian diyakini sebagai peristiwa Eksodus (peristiwa hijrah bersama Musa)−untuk kembali ke Tanah yang Dijanjikan−yakni bumi Kan’an−kepada suku Israel.
Sampai disini peristiwa Eksodus tersebut belumlah dimulai, peristiwa Eksodus yang sesungguhnya itu baru terjadi setelah−melalui Musa−mereka mendapatkan pedoman dan hukum dari Tuhan dalam bentuk Sepuluh Perintah ( kitab Taurat yang isinya adalah perjanjian antara Allah dan Bani Israel) di atas Bukit Sinai−dalam literature Arab disebut dengan Thursina, Jabal Munajah, atau Jabal Musa.
Menurut Karen Amstrong, peristiwa Eksodus ini merupakan salah satu faktor terpenting dibalik penyebutan kata “suci”−bagi Bani Israel  waktu itu khususnya, dan kaum Yahudi pada umumnya−untuk Yerussalem dikemudian hari. Pada waktu Nabi Sulaiman mendirikan Kuil pertama di Bukit Zion untuk menyimpan kotak Perjanjian Musa, mitos baru muncul terhadap bangunan itu, mereka meyakini bahwa bangunan itu adalah tempat bersemayamnya Tuhan mereka, Yahweh. Pemahkotaan Yahweh di Kuil Bukit Zion, membuat Yerussalem disebut Kerajaan Tuhan.[7]
Bani Israel memusatkan seluruh peribadatannya di Kuil Sulaiman tersebut. Sebab, menurut mereka kuil member rasa kembalinya surga yang hilang, menjadi simbol kesucian, sumber kesuburan dan ketaraturan dunia. Ziarah ke kuil merupakan sebuah pengalaman mi’raj ke tempat dimana dunia batin bertemu dengan dunia lahir. Kegiatan-kegiatan liturgi ini terus berlanjut pada masa-masa Bani Israel awal.
b)   Agama Kristen
Ketika kaum Yahudi kemudian dapat kembali ke Yerussalem, Herodes−raja Yahudi keturunan Arab yang taat kepada Roma−membangun kembali Kuil itu dengan megah, yang kemudian disebut dengan “The Second Temple” (Kuil Kedua). Namun, bangunan megah itu berdiri tanpa makna yang mendalam. Karena itu dikutuk oleh Nabi Isa. Kutukan itu terwujud dengan datangnya tentara dari Roma di bawah kepemimpinan Titus yang meluluh lantahkan dan meratakannya dengan tanah. Yang tersisa hanyalah sebuah Ratapan Tembok, tempat paling suci kaum Yahudi.
Dengan hancurnya Kuil Kedua ini dianggap sebagai bukti kebenaran ajaran baru yang dibawa Yesus dari Nazareth atas kepercayaan orang Yahudi. Perlahan-lahan agama Kristen mulai berkembang dan mendapat basis kuat di kekaisaran Byzantium yang mengambil alih kekuasaan Romawi atas Yerussalem. Pada abad ketiga, Kristen menjadi agama dengan jumlah penganut terbanyak di sana. Yerussalem menjadi penting bagi Kristen karena seluruh peristiwa yang berkaitan dengan kelahiran agama ini berlangsung di kota itu.
Pada abad ke-4 tampuk kekuasaan berada dibawah Konstantine. Dalam masa kekuasaan Konstantine terjadi konflik internal dalam tubuh agama Kristen, konflik ini berawal dari perdebatan anatara Uskup Kaisaera dan Uskup Aelia yang memperdebatkan tentang hakikat Yesus sebagai Tuhan dan makam Yesus yang terdapat di bawah kuil Dewi Aphrodithe. Namun, pada akhirnya, kaisar Konstantine memutuskan untuk melakukan penggalian situs-situs suci, meskipun ia harus menaruhkan jabatannya.
Setelah dua tahun melakukan penggalian, pada 327 M mereka menemukan sebuah makam batu yang segera dinyatakan sebagai bekas kuburan Yesus. Pada saat yang sama, para pekerja menemukan bukit cadas kecil Golgotha, yang diyakini sebagai tempat dimana penyaliban Yesus dulu dilakukan.
Selanjutnya, pada musim semi 614, Persia mulai menyerang wilayah kekuasaan Byzantium. Jenderal Persia Shahrbaraz menginvasi Yerussalem. Kaum Yahudi, waktu itu berpihak dan member dukungan Persia. Tentara Persia secara sistematis menghancurkan seluruh gereja dan tempat suci Kristen. Lebih dari enam puluh ribu orang terbunuh, dan sisanya dibuang ke pengasingan. Nasib mereka hampir tak berbeda dengan kaum Yahudi yang dulu mereka taklukan. Mereka pun mengenang Yerussalem persis cara Yahudi mengenang kota itu. Dan akhirnya Persia memberikan mandat penguasaan kota kepada Yahudi.
Pada 622, terjadi kesepakatan damai antara Persia dan Byzantium. Di bawah pimpinan Heraklius, Martyrium direstorasi. Yerussalem kembali menjadi kota suci Kristen. Akan tetapi Heraklius ceroboh dalam kebijakannya terhadap Yahudi. Pada 634, dia memaksa seluruh Yahudi untuk dibaptis. Tindakan ini membuatnya kehilangan dukungan Yahudi. Akibatnya, empat tahun kemudian, ketika Heraklius harus berhadapan dengan serangan tetangga dari sebelah selatan, kaum Yahusi justru berpihak pada musuh. Saat itulah kaum Muslim datang menaklukan Yerussalem, dengan membawa “era kesucian” baru.[8]
c)    Agama Islam
Awal mula lahirnya Islam bukanlah di Tanah yang Dijanjikan−Yerussalem--, seperti dua agama yang telah dijelaskan diatas, melainkan jauh berada diluar Tanah yang Dijanjikan, yakni Arab. Bangsa arab sebenarnya satu keturunan dengan bangsa Yahudi. Yakni melalui Nabi Ibrahim yang mempunyai dua putra yang bernama Ismail dan Ishak. Nabi Ismail inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Arab. Keturunan Nabi Ismail sampai pada Nabi Muhammad.
Untuk mempersingkat pembahasan mengenai masuknya Islam ke Yerussalem, pada poin ini, saya akan langsung kepada peristiwa perluasan wilayah yang dilakukan Khalifah Umar ibn Khattab.
Achmad Luthfi mengutip dalam bukunya Karen Amstrong di tuliskan bahwa salah satu wilayah yang menjadi daerah taklukan Khalifah Umar dan pasukannya adalah Yerussalem, Palestina.pada tahun 20 Agustus 636, umat Muslim mengalahkan pasukan Byzantium dalam pertempuran Yarmuk. Di tengah-tengah pertempuran, orang-orang Ghassaniah melakukan desersi dari Byzantium dan bergabung dengan sesama orang Arab. Dengan bantuan Yahudi, orang-orang Muslim mulai menaklukkan sisa negeri itu. Pada tahun 637 merupakan sebuah momen penting dalam sejarah Palestina, pasukan Muslim mendirikan kemah di luar dinding Yerussalem, dan selanjutnya, daerah ini berada di bawah kendali kaum Muslimin.[9]
Pada masa-masa itu umat Islam membawa peradaban bagi Yerussalem dan seluruh Palestina. Setelah permulaannya yang gemilang, imperium ini tampaknya berada dalam bahaya perpecahan ketika Umar dibunuh oleh seorang tawanan Persia. Sepeninggal Umar, kursi kekhalifahan diganti oleh Usman bin Affan. Kontribusi utamanya pada Yerussalem adalah menciptakan dan menghadiahkan sebuah taman umum yang luas di Kolam Siloam bagi orang-orang miskin kota.
Usman adalah orang yang shaleh, namun pemimpinnanya kurang efektif, dan ketika dia dibunuh oleh sekelompok petinggi, mereka memproklamasikan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah ke-empat. Pada masa pemerintahannya, terjadi perang didalam tubuh intern umat Islam yang berlarut-larut hingga terbunuhnya ‘Ali oleh sekelompok anggota baru yang fanatik.
Cerita selanjutnya, Yerussalem berada pada kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Pada masa inilah Yerussalem memulai kemerosotan, Negara kekhalifahan Islam terus melemah secara progresif hingga akhirnya harus pecah menjadi tiga kekhalifahan. Khalifah Abbasiyah berdiri di timur; kahlifah Fatimiyyah di Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara dan Syiria; dan khalifah Umawiyah di Andalus.
Perlawanan dan pemberontakan yang terjadi−sepanjang orang-orang Islam memerintah di daerah ini− dapat teratasi. Akan tetapi, di penghujung abad ke XXI, pada saat kondisi umat Muslim yang seperti ini, kekuatan penakluk lain datang dari Eropa memasuki daerah ini dan merampas kota Yerussalem dengan tindakan yang tidak berperikemanusian dan kekejaman yang belum pernah terlihat sebelumnya. Saat itulah tentara Perang Salib−yang biasanya disebut dengan istilah Crusader−tiba di perbukitan di luar Yerussalem.
D.      Arti Penting Baitul Maqdis Bagi Yahudi, Nasrani, dan Islam
Kota Yerussalem merupakan kota suci bagi umat Yahudi, Nasrani, dan Islam, sebab hampir seluruh bangsa dengan tiga agama di muka bumi ini berkiblat ke sana. Dengan demikian, semua merasa memeiliki kota Yerussalem.
Kisah tanah suci di Palestina kerap dikaitkan dengan keberadaan Masjidil Aqsha di bukit Muriah, Yerussalem. Masjidil Aqsha, yang secara bahasa berarti masjid terjauh, merupakan tempat ibadah tertua kedua dimuka bumi setelah Ka’bah di Makkah Almukarromah. Inti ruang peribadatan terletak pada bongkahan datar batu karang sehingga tempat itu dikenal ruang paling suci dari Masjidil Aqsha. Istilah Masjidil Aqsha juga di kenal dengan nama Baitul Maqdis, Beit Ha Mikdash, Kuil Sulaiman, dan Baitullah (mengalami kehancuran). Ini terjadi setelah adanya serangan brutal Kaisar Nabukadnezar dari Babel, sekitar tahun 597.[10]
Satu hal perlu dipahami, Masjidil Aqsha adalah hamparan tanah lapang berbentuk persegi panjang. Di tanah itulah, Nabi Sulaiman membangun Baitul Maqdis, Nabi Isa tinggal dan mangkat, serta Nabi Muhammad melakukan Mi’raj. Masjidil Aqsha lebih mirip dengan sebuah kompleks bangunan tempat peribadatan, ada Tembok Ratapan, Gereja Makam Suci, Serta Masjid Kubah Batu dan Al-Aqsha.
Sebagai fakta sejarah, Yerussalem merupakan satu-satunya kota yang mempertemukan, bahkan mempersatukan agama-agama samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam. Umat Yahudi menjadikan ratapan sebagai tempat suci, yang mana doa-doa mereka akan di kabulkan tuhan. Sedangkan umat Kristiani mengabadikan Gereja Makam Kristus sebagai tempat penyaliban Yesus.
Di dalam tradisi Islam ada dua momentum yang seringkali dijadikan sebagai pijakan untuk mendekatkan mereka dengan Yerussalem:
1.        Peristiwa Isra’ Mi’raj.
Perjalanan spiritual dari Makkah ke Yerussalem, lalu dari Yerussalem ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini sangat penting, karena menjadi awal disyariatkannya shalat bagi umat Islam. Bahkan, sebelum turun perintah Tuhan agar umat Muhammad menghadap kiblat ke Ka’bah di Makkah, mereka menghadap kiblat ke Masjidil Aqsha di Yerussalem. Jadi, Yerussalem dimasa lalu adalah kiblat shalat umat Islam.
Peristiwa menarik yang pernah dicatat dalam kitab-kitab sejarah, saat Muhammad transit di Yerussalem dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, beliau melaksanakan shalat berjamaah dengan Musa dan Isa. Peristiwa tersebut di abadikan sebagai potret toleransi Islam dengan kedua agama samawi lainnya, yaitu Yahudi dan Kristen. Bahkan, seorang Muslim diwajibkan beriman kepada kedua Nabi tersebut serta Kitab Suci yang dibawa mereka, yaitu Taurat dan Injil.
2.        Pembebasan Yerussalem oleh khalifah Umar bin Khatab.
Setelah Amr bin Ash berhasil menguasai Yerussalem, Umar bertandang ke kota suci tersebut sembari membuat perjanjian yang bersejarah, karena memberikan jaminan kebebasan beribadah bagi umat Yahudi dan Kristiani.
Sedari awal Umar bin Khatab menyadari, Yerussalem adalah kota suci bagi agama-agama samawi. Kesucian ini tidak hanya terletak pada Kalam Tuhan yang diabadikan dalam Kitab Suci mereka, tetapi pada situs-situs sejarah yang bersifat faktual.
E.     Daftar Pustaka
1.      Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Ed.1 2005.
2.      Abu bakar, Berebut Tanah Suci Palestina, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
3.      Ibnu Safi, Jerussalem Kota Suci Yang Bergelimang Darah, Majalah Amanah, No.24, 13 Mei, Jakarta 1994.
4.      Achmad Luthfi, Pemikiran Karen Amstrong Tentang Yerussalem,(Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2006.
5.      Trias Kuncahyono, Jerussalem 33: Imperium Romanum, Kota Para Nabi, dan Tragedi di Tanah Suci, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, April 2011.


[1]  Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Ed.1 2005, hlm.26
[2] Trias Kuncahyono, Jerussalem 33: Imperium Romanum, Kota Para Nabi, dan Tragedi di Tanah Suci, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, April 2011. Hlm. 72
[3]  Abu bakar, Berebut Tanah Suci Palestina, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, hlm.9
[4]  Ibnu Safi, Jerussalem Kota Suci Yang Bergelimang Darah, Majalah Amanah, No.24, 13 Mei, Jakarta 1994. Hlm.32
[5]  Ibid., Hlm.32
[6]  Ibid., Hlm. 51
[7] Achmad Luthfi, Pemikiran Karen Amstrong Tentang Yerussalem,(Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2006. Hlm. 64
[8]  Ibid., hlm. 81
[9]  Ibid., hlm. 90
[10]  Op,Cit., Abu bakar, Berebut Tanah Suci Palestina, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, hlm. 134-135

Kamis, 07 Juni 2012

Gejala Karsa (Kehendak,Konasi,Hasrat)


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Kemampuan untuk berfikir merupakan suatu anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah Swt. Yang menjadi pembeda dengan makhluk yang lainnya. Sehingga dengan adanya pikiran dan akal inilah manusia mampu menentukan kehendak dan kemauannya itu, baik pada kehendak yang positif ataupun sebalikanya dengan melakukan tindakan yang negatif atas apa yang dikehendakinya.
Secara umum, Setiap makhluk yang hidup pasti bergerak dan melakukan sebuah aktifitas untuk mencapai suatu yang diinginkan. Semua gerakan,perbuatan,ataupun tingkah laku itu merupakan akibat dari tenaga-tenaga yang ada dalam diri makhluk hidup tersebut.Tenaga dari dalam makhuk hidup itu merupakan sebuah usaha yang muncul dari dalam jiwannya, sebagai bentuk dorongan yang akan ditampilkan keluar,dalam bentuk macam-macam tingkah laku atau gerakan-gerakan psikomotoris.

B.  Rumusan Masalah

Apa saja dan bagaimana tenaga-tenaga atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam gejala Karsa (Kehendak,hasrat),yang berpusat pada kejasmanian dan kerohanian.

C.  Tujuan

ü  Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang gejala karsa (kehendak,hasrat) yang ada dan timbul pada kondisi psikis makhluk hidup.
ü  Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang kekuatan sebuah kehendak atau hasrat,dan bagian-bagian yang terdapat dalam kehendak atau hasrat makhluk hidup.




BAB II
PEMBAHASAN
Gejala Karsa (Kehendak,Konasi,Hasrat)

Kehendak atau hasrat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak itu merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik, perbuatan,dan tingkah laku.Dalam realisasinya kehendak atau hasrat ini bertautan dengan pikiran dan perasaan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat gerak-gerik pada tumbuh-tumbuhan, hewan,dan manusia.Gerak-gerik tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak mengalami perubahan, sedangkan manusia mengalami perubahan dan mempunyai bermacam-macam bentuk dan tingkatannya.Karena,masing-masing mempunyai dasar dan bentuk gerak menurut tingkat hidup makhluk hidup itu sendiri.
Karsa,kehendak,Konasi,Hasrat,Kemauan yaitu suatu tenaga, suatu kekuatan yang mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu. Ciri-ciri hasrat:
Ø  Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.
Ø  Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau negative. Positif berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga dan berguna baginya. Sedang negative berarti menghindri sesuatu yang tidak mempunyai harga/berguna baginya.
Ø  Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan (emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di pisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
Ø  Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.
Berpangkal pada pusat-pusat kehendak atau hasrat, kita dapat mengklasifikasikan pangkal pendorong timbulnya gerak perbuatan dari bermacam-macam makhluk hidup,Gejala karsa atau yang disebut kehendak atau hasrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.         Kehendak atau hasrat yang berpusat pada kejasmanian:
Tropisme,Refleks,Instink,Automatisme,Kebiasaan,Nafsu,Keinginan,Kecenderungan,Hawa nafsu.
2.         Kehendak atau hasrat yang berpusat pada kerohanian atau kejiwaan:
Kemauan.
A.  KEHENDAK ATAU HASRAT YANG BERPUSAT PADA KEJASMANIAN
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perbuatan yang berpusat pada kejasmanian.Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun manusia.
Ø  Tropisme.
Yaitu: Gejala desakan yang menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan ke satu arah tertentu.Gejala tropisme terdapat pada tingkat vegetativa (tumbuh-tumbuhan) dan animal (binatang).Misalnya:bunga menghadap arah sinar matahari; laron terbang menyongsong sinar dan sebagainya.Tropisme terjadi kalau mendapat perangsang dari luar semata-mata.Jadi tidak ada pendorongdari dalam untuk tujuan tertentu.Dengan adanya jenis perangsang yang berbeda,maka tropisme dapat dibedakan menurut jenis perangsangnya,antara lain:

·      Foto-tropisme (fotos=cahaya).
Yaitu:Tropisme yang timbul karena adanya perangsang cahaya menurut arah geraknya,foto-tropisme dapat dibedakan atas:
ü Foto-tropisme positif.
Ialah:Gerak mengarah cahaya,misalnya:
Tumbuh-tumbuhan mengarah pada matahari,laron menyonsong sinar atau cahaya,dan sebagainya.
ü Foto-tropisme negatif.
Ialah:Bergerak menghindari perangsang cahaya,misalnya:
Jenis ikan laut tertentu yang selalu menjauhi sinar.
·      Helio-tropisme (helios=matahari).
Yaitu:Tropisme yang timbul karena adanya perangsang matahari.Menurut arah geraknya,helio-tropisme dapat dibedakan atas:
ü Helio-tropisme positif.
Ialah:Bergerak mengarah matahari,misalnya:bunga matahari
ü Helio-tropisme negatif.
Ialah:Bergerak menghindari matahari,misalnya:kelelawar.
Ø  Refleks.
Yaitu: Gerak-reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang-perangsang, dan berlangsung diluar kemauan. Refleks ini berhubungan gejala karsa yang rendah tingkatannya,maka refleks hanya boleh di katakan gerak refleks,bukan perbuatan refleks.
Proses terjadinya refleks: perangsang panca indera→sel-sel syaraf sensoris→urat syaraf motoris→reaksi. Jadi reaksi-reaksi yang ditimbulkan tidak bersumber pada pusat susunan syaraf (otak) tanpa suatu pertimbangan.
Faedah gerak refleks:
·      Melindungi tubuh terhadap pengaruh yang buruk dari luar. Misalnya:kedipan pelupuk mata kalau silau,waktu menyentuh benda yang panas tangan direnggutkan kembali.
·      Menyempurnakan penyesuaian alat-alat kepada situasi-situsi yang tertentu.Misalnya:refleks air liur yang menertibkan airliur dari mulut.
Aliran behaviorisme radikal menjabarkan segenap tingkah laku manusia itu dari refleks-refleks.Karena itu,manusia disebut sebagai “kompleks dari macam-macam refleks” atau sebagai mesin reaksi,mesin refleks.Faktor bakat dan sifat-sifat keturunan diabaikan saja, sebab anak manusia dianggap sama sewaktu ia dilahirkan. Dan pendidikan dianggap maha kuasa,yaitu kuasa “mendidik/mempengaruhi” refleks-refleks.Dia dibuat menjadi makhluk kebiasaan.
Pendidik dapat mempengaruhi refleks-refleks semau sendiri dan sedemikian rupa, sehingga orang menjadi mesin reaksi.Dengan kata lain,refleks-refleks itu bisa dipengaruhi dan diajar. Refleks ada yang tidak bersyarat (otomatis,dengan sendirinya), misalnya:kedipan pelupuk mata,batuk dan lain-lain.Dan ada yang bersyarat (terkondisionir), misalnya:refleks membela diri dan melarikan diri dari bahaya.
Ø  Instinks.
Yaitu: Kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya,terarah pada tujuan yang berarti bagi si subyek,tidak disadari dan berlangsung secara mekanis.Atau bisa dikatakan sebagai cara-cara tingkah laku yang dibawa sejak lahir,yang tertuju kepada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain.Instink ini terdapat pada hewan dan juga pada manusia, namun fungsi peranannya tidak sama.
Instink atau naluri itu merupakan kemampuan yang ada sejak lahir. Dibimbing oleh instinknya,binatang bertingkah laku cepat sekali dalam pemenuhan segala kebutuhannya; umpama mencari air dan makanan, mengenali musuh, kawin, dan lain-lain.Sama dengan refleks-refleks dengan instink manusia juga bisa melakukan penyesuaian diri/adaptasi terhadap keadan baru.Instink itu ada pada tingkat animal.Juga pada tingkat human ada tingkah laku instinktif,namun sudah tidak murni instinktif lain,karena sudah dibimbing oleh norma-norma,dan si subyek menyadari norma-norma tadi.Misalnya kegiatan mencari kawan, makan,membangun rumah,memelihara dan mendidik anak keturunan,dll.
Bersama-sama dengan dorongan-dorongan,instink menjadi faktor penggerak bagi segala tingkah laku atau aktifitas pada hewan dan juga manusia;dan menjadi tenaga dinamis yang tertanam sangat dalam pada kepribadian.
Perbedaan instink pada hewan dan manusia:
·      Dengan instink,hewan dapat bergerak dimana perlu dan dimana ada kesempatan, bagi hewan semata-mata hidupnya dikuasai oleh dorongan nafsu,namun cara-cara yang digunakan untuk mencapai kebutuhannya tidak pernah meningkat,atau dengan kata lain instink hewan tidak dapat meningkatkan dan mempertinggi kecakapannya.
·      Dengan instink,manusia dapat bergerak dimana perlu dan dimana ada kesempatan ,namun manusia mempunyai kesadaran,daya pikir,perasaan,dan bermacam-macam pertimbangan seperti: baik-buruk,hina-mulia,benar-salah-luhur-rendah. Lebih tinggi lagi manusia mempunyai kepribadian dan kebudayaan serta cita-cita.
Ø  Automatisme.
Yaitu: Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang berlangsung dengan sendirinya,tidak disadari dan ada diluar kehidupan kehendak.
·      Automatisme asli.
Yaitu:Gerak otomatis yang tidak digerakkan oleh gejala hasrat,misalnya:gerak jantung,paru-paru,usus-usus,lambung,hati,dll.
·      Automatisme latihan.
Yaitu:Gerak yang berjalan secara otomatis karena seringnya gerak-gerak itu diulang,misalnya:berjalan,bersepeda,main piano,memetik guitar,menggosok biola,menulis,mengetik,bercakap-cakap,dll.
Ø  Kebiasaan.
Yaitu: Bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan.Atau bisa di katakan suatu tingkah laku yang sudah distabilkan.dengan mana kebutuhan-kebutuhan tertentu mendapatkan kepuasan karennya.Lingkungan dengan sikap yang menyetujui ataupun menolak,juga disiplin dan pendidikan,sangat mempengaruhi pembentukan kebiasaan.Sehubungan dengan itu,pada kebiasaan-kebiasaannya kita mengenali seseorang;karena pada kebiasaan inilah tercermin bagian terbesar dari kepribadiannya.
Banyak perbuatan manusia berupa kebiasaan-kebiasaan,yaitu bentuk yang menetap dari kanalisasi dinamik pribadinya.Sebagian besar dari kebiasaan-kebiasaan itu hanya setengah disadari,atau bahkan tidak disadari lagi.Namun yang jelas,pada awal pembentukannya kebiasaan ini masih disadari,berlangsung pula pertimbangan akal didalamnya,yang menjadi semakin berkurang;dan kesadaran menjadi semakin lama semakin menipis.Lalu kebiasaan menjadi otomatis dan tidak disadari lagi,misalnya:berjalan,naik sepeda,dll.Namun sewaktu-waktu pertimbangan akal ini bisa ditimbulkan kembali;khususnya apabila diperlukan untuk pengubahan atau penggantian kebiasaan yang buruk dengan kebiasaan yang baik.
Kebisaan juga merupakan reaksi bersyarat yang komplek dan bervariasi,serta menjadi kanalisasi dari tingkah laku.Kebiasaan menjadi produk dari dorongan-dorongan;memberikan stabilitas dan kapasitas pada tingkah laku.Kebiasaan diperoleh dari jalan latihan,peniruan dan ulangan-ulangan secara terus menerus. Semula,semua latihan,peniruan dan ulangan itu berlangsung secara disadari; lambat laun menjadi kurang disadari, untuk selanjutnya menjadi otomatis, mekanistis tidak disadari. Kebiasaan bisa bersifat positif baik,misalnya:bangun pagi hari,rajin bekerja,tekun,cermat,teliti,hemat,berhati-hati,dll.Namun juga bersifat negatif buruk, misalnya:malas,penjudi,selalu bercuriga,merokok,berlambat-lambat,dll.
Pada umumnya pembentukan kebiasaan itu dibantu oleh refleks-refleks. Maka,refleks bersyarat itu menjadi alas dasar bagi pembentukan kebiasaan.Pada akhirnya,kebiasaan itu berlangsung otomatis dan mekanitis,terlepas dari pikiran dan kesadaran.Namun sewaktu-waktu pikiran dan kesadaran bisa difungsikan lagi untuk memberikan pengarahan baru bagi pembentukan kebiasaan baru.
Ø  Nafsu.
Yaitu: Dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang tertentu.Atau bisa dikatakan sebagai perasaan atau kecenderung untuk memuaskan sebuah keinginan.
Misalnya nafsu makan.Badan kita tak mungkin tumbuh dan bertahan,jika tidak makan;ingin makan dan suka makan ini merupakan syarat mutlak untuk hidup.Jadi nafsu makan itu tidak buruk sebagaimana halnya pula dengan nafsu minum,tidur atau istirahat. Walaupun nafsu itu pada prinsipnya tidak jelek,akan tetapi mungkin menimbulkan kesulitan. Jika keinginan yang saya sebut nafsu itu dipenuhi menimbulkan kepuasan dengan rasa enak dan senang.Adakalanya manusia lalu hanya menghiraukan keenakan dan kesenangannya itu dan lupa akan batasnya,sehingga tidak jarang mengakibatkan kerugian terhadap kemanusiaannya sendiri. Dan disitu terjadi perbuatan buruk.
Nafsu ada pertaliannya dengan instink,tetapi tampak keluarnya tidak sama.Nafsu tampak keluar dalam berbagai bentuk dan cara.Adapun macam-macam nafsu adalah:
·      Nafsu individual (perseorangan).
Misalnya: nafsu makan,nafsu bermain,nafsu bertindak,nafsu merusak,nafsu berkelahi,nafsu berkuasa,dsb
·      Nafsu sosial (kemasyarakatan).
Misalnya: nafsu meniru,nafsu kawin,nafsu berkumpul dengan orang lain,nafsu berserikat,nafsu melindungi,nafsu mempertahankan diri,nafsu mencari ilmu,nafsu bersujud pada tuhan.
Ø  Keinginan.
Yaitu: Dorongan nafsu yang tertuju kepada suatu hal yang kongkrit,atau nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu.
Misalnya: nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu;nafsu kegiatan menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu,dan sebagainya.Lawan dari keinginan adalah keseganan.
Ø  Kecenderungan.
Yaitu: Keinginan-keinginan yang sering muncul dan timbul kembali. Kecenderungan sama dengan kecondongan. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar kegemaran terhadap sesuatu.
Paulhan,seorang psikologi perancis,membagi kecenderungan itu sebagai berikut:
·      Kecenderungan Vital.
Lahap,rakus,gemar minuman keras,dll
·      Kecenderungan Egoistis.
Loba,kikir,egoistik,tamak,narsistis (merasa paling “super”),individualistis,dll
·      Kecenderungan Sosial.
Kecenderungan berkumpul dengan orang lain (persahabatan),kerukunan ,bergotong royong,hajat untuk berbuat baik,dll
·      Kecenderungan Abstrak.
Kecenderungan abstrak ada dua,yaitu:
ü Kecenderungan Abstrak Positive: Misalnya:gemar mengabdi pada tuhan, patuh,adil,jujur,amanah, bertanggung jawab dll
ü Kecenderungan Abstrak Negative:
Misalnya:bohong,munafik,menipu,mengecoh,dll.
Ø  Hawa Nafsu.
Yaitu: Hasrat yang kuat yang menguasai segala-galanya,atau bisa di sebut kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang.Dengan timbulnya hawa nafsu seakan-akan keinginan-keinginan yang lain dikesampingkan sehingga tinggal satu keinginan saja yag berkuasa dan bergeser dalam kesadaran.Disamping itu hawa nafsu dicirikan dengan:
·      Perasaan sangat terpengaruh dan daya berfikir dapat dilumpuhkan.
·      Biasanya hawa nafsu disertai timbulnya kekuatan-kekuatan yang hebat.
Akibat timbulnya hawa nafsu tersebut hidup jasmani dan rohaninya kacau dan terganggu.Hawa nafsu yang banyak muncul antara lain:judi,birahi, nonton, minuman keras,dsb.
Macam-macam pengekang hawa nafsu:
·      Mengekang nafsu dan amarah; hal ini berarti jika kita mudah terbawa amarah dan selalu marah terhadap sesuatu hal yang kecil dan sepele dikatakan sebagai hal yang buruk.
·      Mengekang nafsu dari susah dan marah, karena hal yang demikian ini membawa keseluruhan didalam kemurnian hidup.
B.  KEHENDAK ATAU HASRAT YANG BERPUSAT PADA KEROHANIAN ATAU KEJIWAAN
Di muka telah diterangkan tentang hasrat yang berpusat pada kejasmanian,yakni berbagai dorongan yang menimbulkan gerak perbuatan,baik yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan,hewan,dan manusia.Dalam pasal ini akan dibicarakan gejala kehendak atau hasrat yang lain,yakni kehendak atau hasrat yang berpusat pada kerohanian atau kejiwaan dan hanya terdapat pada manusia saja,ialah gejala kemauan.
Kemauan adalah dorongan dari dalam yang sadar,berdasarkan pertimbangan akal, perasaan,budi serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya.
Jadi pada kemauan itu ada kebijaksanaan akal dan wawasan,dan juga ada kontrol persetujuan dari pusat kepribadian.Oleh kemauan,timbullah dinamika dan aktifitas manusia yang diarahkan pada pencapaian tujuan akhir/final.
Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri. dalam pengertian:mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya,serta meningkatkan taraf kehidupan.Jelasnya,dengan kemauan kuat diri sendiri itu dijadikan “proyek” untuk dibangun dan diselesaikan,sesuai dengan gambaran tertentu.
Ø  Perbedaan antara Kehendak,Keinginan,dan Kemauan:
·      Kehendak: merupakan dorongan hati untuk melakukan sesuatu, tanpa dipengaruhi oleh nilai-nilai baik atau buruk. Dorongan ini bersifat murni dari dalam diri, tanpa melibatkan atau terpengaruh orang.
·      Keinginan: dari kata dasar ‘ingin’, menunjukkan adanya suatu kebutuhan terhadap sesuatu. Bahkan bukan hanya kebutuhan, melainkan juga adanya dorongan untuk memuaskan (hasrat) diri.
·      Kemauan: dorongan untuk melakukan sesuatu karena terstimulasi (ada pengaruh) dari luar diri. Kata ini mengindikasikan ada yang akan dilakukan sebagai reaksi atas tawaran tertentu dari luar.
Berdasarkan penegasan tersebut di atas,maka selanjutnya akan kita kenal ciri-ciri kemauan:
Ø  Ciri-ciri gejala kemauan sebagai berikut:
·      Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
·      Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.
·      Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
·      Di dalam gejala kemauan terdapat sifat aktif/giat.
·      Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, tetapi merupakan tindakan yang disengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan.

Kemauan yang bersumber pada dorongan-dorongan  yang menimbulkan aktifitas-aktifitas mengarah pada tercapainya tujuan,mempunyai proses yang bertingkat-tingkat.
Ø  Berikut ini dipaparkan proses kemauan:
·      Adanya Motif-Motif
Motif adalah sebab atau alasan.Kalau orang akan melakukan sesuatu,sebelum berbuat terlebih dahulu,selalu tertanam alasan dalam hatinya. Apa alasannya berbuat demikian? Mengapa berbuat demikian,dan sebagainya.Tanpa alasan tertentu orang tidak akan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dan kalaupun jadi berbuat, kemungkinan besar perbuatannya tidak akan menentu arah.
·      Saat Mempertimbangkan Motif-Motif
Hidup manusia memiliki banyak motif. Tiap-tiap motif mempunyai tujuan. Karana banyaknya motif,kemudian timbullah saat mempertimbangkan motif-motif itu, motif manakah yang diambil dan mana yang ditinggal.
·      Saat Memilih
Memilih bukan suatu pekerjaan yang mudah,karena memilih berarti menentukan salah satu di antara banyak hal yang mempunyai arti bagi pemilih. Pekerjaan memilih dilakukan setelah pertimbangan-pertimbangan motif dilakukan sebaik-baiknya, dengan mengingat kemungkinan terkesannya suatu tujuan, baik buruknya, untung-ruginya, positif dan negatifnya, berguna dan tidaknya.
·      Memutuskan
Memutuskan merupakan langkah terakhir setelah pertimbangan motif. Keputusan akan diikuti tindakan-tindakan nyata yang bertanggung jawab. Inilah yang memberikan kesukaran kepada pemilih pada saat memilih dan memutuskan. Setelah segala pertimbangan dilakukan, keputusan kemauan diambil berdasarkan pertimbangan yang terkuat. Di dalam keputusan seolah-olah terdapat suatu pengakuan,alasan manakah yang terkuat.
·      Melaksanakan Keputusan Kemauan
Keputusan memilih sebenarnya terletak pada perbuatan kemauan, artinya keputusan kemauan itu tentu diiringi dengan tindakan kemauan. Kalau keputusan kemauan itu tidak diiringi dengan perbuatan kemauan,akan sia-sialah proses sebelumnya.Kalau keputusan kemauan sudah dilaksanakan dalam perbuatan kemauan, maka berakhirlah proses kemauan.
Ø  Hal-hal yang Mempengaruhi Kemauan:
·      Keadaan Fisik
Pengaruh yang berhubungan dengan kondisi-kondisi jasmani,sanggup tidaknya, mampu tidaknya,kuat tidaknya,melaksanakan keputusan kemauan.Orang dewasa yang sadar akan dirinya biasanya dapat mengukur kemampuannya.
·      Keadaan Materi
Yang dimaksudkan ialah bahan-bahan,syarat-syarat,alat-alat yang dipergunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan.Hal ini bukan merupakan syarat utama dalam melaksanakan,tetapi juga tidak dapat diabaikan peranannya.
·      Keadaan Psikis
Yang dimaksudkan ialah kondisi jiwa dan mental,termasuk intelek dan kesanggupan-kesanggupan yang lain,mampu atau tidaknya menentukan dan melaksanakan keputusan kemauan.
·      Keadaan Milieu (Lingkungan)
Yang dimaksudkan ialah apakah keputusan kemauan dapat dilaksankan dalam lingkungan tertentu,sesuai dengan lingkungannya,apakah lingkungan tertentu,sesuai dengan lingungannya,apakah lingkungannya dapat membantu atau sebaliknya mala merintangi.
·      Kata Hati
Ini benar-benar peranan yang penting.Keputusan kata hati dapat megalahkan pertimbangan-pertimbangan yang lain.Sebagai imbanganpelaksanaan,keputusan itu ditempuh dengan sepenuh hati dan dengan seluruh pribadinya.
Manusia; padanya ada unsur kebebasan. Semua kecenderungan nafsunya pada hakikatnya tidak terbatas dan tanpa kekangan.Tidak ada batas naluriah dalam nafsu erotik/seks,nafsu berkuasa dn nafsu memiliki.Karena itu manusia harus membatasi diri,harus mengatur dan menguasi diri sendiri supaya tidak tenggelam dalam keliaran nafsu.Dengan demikian akan tercipta dunia manusia yang teratur,dalam mana dia dapat membatasi diri sendiri dan meregulasi diri,yaitu:secara individual dengan kemauannya ,dan secara kolektif dengan norama-norma sosial,konvensi hukum.Sebab semua nafsu manusia itu merupakan inti kecenderungan manusiawi yang tidak terbatas sifatnya dan tanpa kekangan;sehingga perlu diatur dan dikehendaki oleh kemauan.
Kemauan menjadi unifikator atau pemersatu dari semua tingkah laku manusia dan mengkordinasikan segenap fungsi kejiwaan manjadi bentuk kerja sama yang supel harmonis. Maka kemauan yang sehat akan menjadikan manusia satu kesatuan yang betul-betul menyadari tujuan hidupnya dalam setiap langka dan tingkah lakunya.Kemauan ini pada batas-batas tertentu bisa dilatih dan dididik,misalnya dengan jalan: konsentrasi,berpuasa, yoga,bertapa,olahraga,silat dan lain-lain.Oleh karena itu ada pendidikan kemauan.








BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam diri makhluk hidup bekerja tenaga-tenaga yang sedikit banyaknya tertuju kepada suatu tujuan.Tenaga-tenaga itu sangat bersifat menentukan terhadap tingkah laku dan perbuatannya.Tingkah laku ini pada umumnya merupakan suatu pengarahan diri ke arah segala sesuatu yang jahat dan merugikan.Dalam setiap usaha dan gerak psikomotoris terdapat:pelahiran,pemakluman,pembukaan,pendesakan atau pelandaan keluar menuju ke suatu arah yang di inginkan. Diantaranya adalah:
a)   Tenaga-tenaga yang berpusat pada kejasmanian.Diantara tenaga-tenaga ini ada yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan,hewan,maupun manusia:
Ø Tropisme:Gejala desakan yang menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan ke satu arah tertentu.
Ø Refleks:Reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang-perangsang,dan berlangsung diluar kemauan.
Ø Instink:Cara-cara tingkah laku yang dibawa sejak lahir,yang tertuju kepada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain.
Ø Automatisme:Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang berlangsung dengan sendirinya,tidak disadari dan ada diluar kehidupan kehendak.
Ø Kebiasaan:Bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan.
Ø Nafsu:Perasaan atau kecenderung untuk memuaskan sebuah keinginan.
Ø Keinginan:Dorongan nafsu yang tertuju kepada suatu hal yang kongkrit,atau nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu.
Ø Kecenderungan:Keinginan-keinginan yang sering muncul dan timbul kembali. Kecenderungan sama dengan kecondongan.
Ø Hawa nafsu:Hasrat yang kuat yang menguasai segala-galanya.
b)   Tenaga-tenaga yang berpusat pada kerohanian.Tenaga-tenaga ini tidak ada yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan melainkan hanya terdapat pada manusia:
Ø Kemauan:Dorongan untuk melakukan sesuatu karena terstimulasi (ada pengaruh) dari luar diri.


B. Referensi

v  Drs.Abu Ahmadi, Drs.M.Umar.M.A, Psikologi Umum (edisi revisi),Penerbit: Pt.Bina Ilmu.
v  Dr.Kartini Kartono, Psikologi Umum, Penerbit: Cv.Mandar Maju.
v  Prof.A.Ghazali M.A, Seri Paedagogik No:1 Ilmu Jiwa (cetakan ke-12),Penerbit: Ganaco NV.
v  Prof.I.R.Poedjawijatna,Etika Filsafat Tingkah Laku (cetakan ke-4),Penerbit: Pt.Bina Aksara.